Pages

  • Add to Facebook
  • Add to Digg
  • Add to Twitter
  • Add RSS Feed

Sabtu, 09 April 2011

Penelitian Tindakan Kelas


PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
Nama-Nama Anggota
1.      Fitriana                                 NIM   :   408111052
2.      Lilis supryanti                      NIM   :   408111072
3.      Rahmi oktina daulay           NIM   :   081244110019
4.      Tati utami                            NIM   :   081244110022

FMIPA UNIMED 
2011


Sejarah Penelitian Tindakan Kelas

      PTK pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin.  Pada waktu itu, PTK dipakai untuk mendeskripsikan penelitian yang merupakan perpaduan antara pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu social dengan program tindakan social untuk menanggapi masalah social. 

      Pada tahun 1952-1953, Stephen Corey memakai model PTK untuk penelitian tindakan dalam dunia pendidikan.
      Pada tahun 1967-1972 ada suatu proyek di Inggris yang menekankan pentingnya percobaan kurikulum dan pentingnya pengembangan kurikulum (Schools Council’s Humanities Curriculum Project atau HCP). Kepala HCP, Lawrence Steen House (1975) memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti.
      Sekitar tahun 1972-1975, ada proyek yang dinamakan Ford Teaching Project, yang dipimpin oleh John Elliot dan Clem Adelman (Hopkins, 1993 : 32). Ada 40 guru Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang dilibatkan dalam penelitian ini untuk menelaah praktek kelasnya dengan penelitian tindakan, sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan pengajaran mereka. Dari sinilah muncul istilah penelitian tindakan kelas.

Perkembangan PTK di Indonesia
      Perkembangan PTK di Indonesia masih relative muda.
Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan dan penelitian tindakan dengan topik ke-SD-an. Namun pada waktu itu belum ditekankan pada penelitian tindakan kelas, karena PTK masih merupakan “hal baru”.
      Pada tahun 1996-1997, proyek penelitian guru SD memprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan guru-guru SD.
      Sejak saat itu, penelitian tindakan kelas mulai berkembang sebagai suatu penelitian kolaboratif di dalam kelas sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Pengertian PTK

Menurut M. Nur, 2001
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

Prabowo (2001)
mendefinisikan makna dari penelitian tindakan yaitu suatu penelitian yang dilakukan kolektif oleh suatu kelompok sosial (termasuk juga pendidikan) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas kerja mereka serta mengatasi berbagai permasalahan dalam kelompok tersebut.
 
Karakteristik PTK

      On The Job Oriented
Artinya bahwa PTK dilaksanakan oleh pekerja sesuai dengan bidang yang ditekuninya, misalnya seorang guru matematika yang hendaknya mengadakan PTK dengan tema pembelajaran Matematika
      Problem Solving Oriented
Mengandung makna bahwa PTK dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) oleh guru.
      Action Oriented
            PTK harus dilakukan dengan praktik dalam PBM.
      Improvement Oriented
            Bahwa PTK dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
       Siklis
            Pelaksanaan dilaksanakan berulang ulang dan Continue.
      Specific Contextual
            PTK dilaksanakan benar-benar masalah yang dialami guru dalam PBM.
      Kolaboratif
            Dapat dilaksanakan bersama orang atau guru lain namun masih dalam 1 rumpun ilmu.
       Metodologi bersifat longgar
Maksudnya bahwa PTK tidak harus mengginakan pengolahan data statistik yang rumit, cukup dengan analisis deskriptif. Instrumen yang digunakan juga tidak harus diuji reabilitas, normalitas, atau validitas. Namun instrumen dapat diuji dengan uji triangulasi atau crosscheck atau perbandingan dengan cara atau instrumen lain.

Manfaat PTK
1.       Sebagai inovasi pendidikan karena guru semakin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri
2.      Untuk pengembangan kurikulum dan untuk peningkatan profesionalisme guru.

Tujuan PTK
  1. Untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru.
  2. Untuk peningkatan situasi tempat pelaksanakan praktik.
  3. Untuk memperbaiki pembelajaran
  4. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan

Kelebihan & Kelemahan PTK
Kelebihan  :
  1. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK;
  2. Tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK;
  1. Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah; dan
  2. Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK (silakan lihat Passow, Miles, dan Draper, 1985)
Kelemahan            :
  1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis,
  2. Rendahnya efisiensi waktu karena harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara masih harus melakukan tugas rutin ;
  3. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian.
  4. Hasilnya cenderung tidak dapat digeneralisasikan
  5. Pelaksanaannya, biasanya memerlukan waktu yang panjang

Tahap-Tahap PTK

  1. Planning (rencana)
Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat menguasai hambatan. Dengan perencanaan yang baik seorang praktisi akan lebih muda untuk mengatasi kesulitan dan mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu.
  1. Action (tindakan)
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan
  1. Observation (pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas
  1. Reflection (refleksi)
Releksi disini meliputi kegiatan : analisi, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan

Prinsip-Prinsip PTK
Terdapat enam prinsip yang mendasari PTK yang dijelaskan Hopkins dalam Kardi (2000). Keenam prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Tugas utama guru adalah mengajar, dan apapun Metode PTK yang diterapkannya, sebaiknya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
  2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
  3. Metodologi yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya
  4. Masalah penelitian yang diambil oleh guru hendaknya masalah yang cukup merisaukannya dan bertolak dari tanggung jawab profesionalnya, guru sendiri memiliki komitmen terhadap pemecahannya.
  5. Dalam penyelenggaraan PTK, guru haruslah bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya.
  6. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakanclassroom exceeding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu (skala mikro), melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (skala makro).
Contoh Judul-Judul PTK
  1. Penerapan Metode Pembelajaran Matematika Realistik Dengan Media Lingkaran Bertanda Positif dan Negatif dan Metode CTL Untuk Meningkatkan  Hasil Belajar Matematika             Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Medan
  2. Penerapan Metode Permainan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Jatinegara 05 Pagi Cakung Jakarta Timur
  3. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistik Matematik di SDN Mekarsari 06 Tambun – Bekasi
  4. Implementasi Portofolio Berbasis Asesmen Autentik untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan hasil Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa

1 komentar:

info PTK mengatakan...

Referensi yang membantu, semoga sukses PTKnya...
salam Kenal

Posting Komentar